Catatan Perjalanan Gn. Ciremai via Jalur Palutungan 25-27 Desember 2016
Catatan Perjalanan
Gn. Ciremai via Jalur Palutungan 25-27 Desember 2016
Hai sobat blogger, saya mau
sharing pengalaman perjalanan saya ke Gunung Ciremai. Sebenarnya ini adalah
pengalaman pertama saya mendaki gunung. Setelah sekian lama saya mendambakan sebuah
pendakian akhirnya kesampaian juga di akhir tahun 2016.
Saya melakukan perjalanan ini
bersama keempat teman saya yaitu Bang Nada, Basri, Hawa, Bang Kurenji. Kami
berangkat pada tanggal 25 Desember 2016 menuju basecamp Palutungan, Kuningan pada malam hari sekitar jam 21.30 WIB dari
Kota Cirebon menggunakan mobil carteran yang kami sewa melalui temannya Basri.
Jam 22.30 WIB kami sampai di basecamp palutungan dengan keadaan sedikit gerimis
dan berkabut, awal niat kami akan langsung memulai pendakian sampai cigowong
tetapi karena waktu sudah tidak memungkinkan akhirnya kami beristirahat di
Pondok Pendaki dekat pos pendaftaran. Sebelum beristirahat kami melakukan
pendaftaran terlebih dahulu agar esok pagi kami bisa langsung berangkat, harga
pendaftaran simaksi ciremai Rp 50.000,-
26
Desember 2016
Jam 4 pagi kami terbangun dari tidur
dan segera packing, tak lupa untuk ngemil-ngemil sedikit agar perut tidak
kosong, setelah shalat shubuh di masjid dekat pos pendaftaran, akhirnya kami
memulai perjalanan pada jam 5.30 WIB.
![]() |
| Siap di angkut hehe :D |
Awal trek melewati perumahan dan
kebun-kebun warga, perjalanan awal sangat berat karena saya belum bisa mengatur
nafas dan langkah, sambil menenteng 5 bungkus nasi yang niatnya akan kami makan
di pos cigowong saya sempat ngos-ngosan juga hehehe lalu kami beristirahat di
sebuah shelter sebelum masuk ke dalam hutan ciremai. Trek menuju pos cigowong
sedikit menanjak tetapi banyak bonus hehe namun karena masih awal dan belum
terbiasa kami sering sekali break.
Kami
sampai di pos cigowong jam sekitar jam 9 segera kami bersarapan ria dengan nasi
dingin karena terkena udara hutan yang sejuk hehe. Di pos cigowong terdapat
mata air yang bisa kita gunakan untuk menambah bekal air selama perjalanan,
juga terdapat MCK dan warung. MCKnya bersih dan tidak bau, airnya pun melimpah
di bak penampungan mungkin karena kami mendaki disaat musim hujan. Setelah
sarapan, kami melanjutkan perjalanan menuju pos kuta.
![]() |
| pintu masuk cigowong |
![]() |
| Makan besar di Cigowong :D |
Pos
kuta bisa kita tempuh sekitar 30 menitan dari pos cigowong. Lanjut menuju pos
pangguyangan badak sampai pada tengah hari yang terik dan cuaca yang mendukung.
Pos pangguyangan badak merupakan tempat yang luas dan datar cocok untuk
menggelar tenda, namun saat kita lewatinya dalam
perjalanan turun karena hujan tempat ini menjadi sangat becek dan berlumpur.
Mungkin ini sebab kenapa dinamakan pos pangguyangan badak hehe.
![]() |
| pos kuta |
Setelah
dari pos pangguyangan badak kami menuju pos arban dan tanjakan asoy. Trek yang
semakin menanjak ditambah akar-akan pohon akhirnya kami sampai di pos tanjakan
asoy pada jam 14.30 WIB, karena perut kami sudah memanggil-manggil kami
beristirahat disini sambil mengisi perut dan memasak air hangat untuk minum.
Disini banyak pula rombongan pendaki yang beristirahat, tempat ini sedikit
lebih ramai sore itu.
Setelah
mengisi perut kami melanjutkan perjalan menuju pos pasanggrahan 1 dengan trek
yang sangat asoooyyy sekali. Ditengah perjalanan kabut mulai turun dengan cepat
dan cuaca berubah menjadi dingin dan gelap, kami segera mempercepat langkah
untuk menuju pos.
Jam
5 sore sampai di pos pasanggrahan 1 cuaca sedikit gerimis. Tadinya kami berniat
untuk melanjutkan perjalanan menuju pos pasanggrahan 2, namun karena gerimis
semakin besar kami segera memasang tenda dan bermalam disini. Pos pasanggrahan
1 merupakan tempat yang sangat luas, namun kontur tanah disini tidak rata dan
banyak akar pohon, sehingga kami memilah tempat sebelum memasang tenda. Setelah
2 tenda terpasang dengan jarak yang agak jauh, hujan turun dengan lebatnya.
Kami segera beristirahat di tenda masing-masing.
Ada
kejadian lucu disini. Saat tengah malam, teman setenda saya (hawa) membangunkan
saya karena mendengar suara langkah kaki yang mengelilingi tenda, saya juga
sebenarnya mendengar hal itu, namun karena saya lelah jadi tidak terlalu saya
perhatikan. Tetapi lama kelamaan kita akhirnya kita takut juga karena kami
pikir kalau yang jalan seorang pendaki pasti dia membawa senter dan ada sorotan
lampu ke dalam tenda kami, tapi ini tidak ada. Hanya gelap gulita. Apalagi
hujan belum juga berhenti dari sore hari, akibatnya tenda kami juga bocor.
Akhirnya kami tidur dengan membaca-baca do’a sebisanya dengan ketakutan hehehe.
Paginya saat kami masak-masak basri bertanya apakah tadi malam melihat babi?
Dia bilang katanya tadi malam dia melihat babi hutan mengelilingi tenda kami
dan mengacak-acak plastik sampah yang kami simpan di luar tenda. Saya langsung
ngehh ternyata yang tadi malam suara langkah kaki itu ternyata seekor babi
hehehe saya lihat juga plastik sampah kami sobek-sobek dan sampah berserakan.
Waaaahh tadinya saya pikir sesuatu hehehe yang jalan-jalan itu wkwkw ternyata
babi hutan. Untung saya tidak membuka tenda dan melihat keluar hehehe
syukurlah..
Kami
berniat untuk summit jam 3 pagi, namun hujan baru berhenti pada jam 6 pagi
hari, selama 13 jam hujan mengguyur tenda kami sehingga kami ragu untuk
memutuskan berangkat ke puncak atau tidak. Sambil sarapan kami melihat beberapa
rombongan berangkat menuju puncak, pagi itu cuaca cerah dan dingin. Akhirnya
kami baru berangkat pada jam 8 pagi dengan target jam 12 siang kita sudah sampai
puncak.
Cuaca
pagi sejuk dan cerah, kami hanya membawa perbekalan seperlunya karena keril
kami simpan di tenda. Pos pasanggrahan 2 tidak jauh dari sini, sekitar 40
menit. Lalu lanjut pos sanghyang ropoh, dari sini puncak sudah semakin terlihat
dan membuat kami semakin bersemangat. Sinyal telepon ternyata melimpah disini
hehehe saya segera mengambil kesempatan untuk mengabari orang tua.
Trek
menjadi semakin menanjak dengan kontur bebatuan, setelah melewati persimpangan
jalur apuy dan palutungan, kita sampai di pos gua walet. Gua walet terlihat
megah dari atas sini, disitu juga tempat para pendaki pengisi perbekalan
airnya, didalamnya ada bak penampungan untuk menampung air yang jatuh dari atas
dinding gua.
Perjalanan
menuju puncak semakin menanjak, sesekali kita memilih jalur yang aman untuk
kita jadikan pijakan. Karena kontur yang berbatu, terkadang batu-batu kecil
yang kita injak bisa jatuh maka dari itu kami harus berhati-hati.
Akhirnya
jam 11.50 kita sampai di puncak. Cuaca sangat cerah sehingga gunung slamet,
sindoro sumbing terlihat jelas. Kami mengambil beberapa foto dan menikmati
suasana diatas. Walaupun tidak mendapat sunrise, tapi kami sudah bersyukur
karena masih diberi kesempatan untuk memijakkan kaki disini.
![]() |
| persimpangan apuy-palutungan |
| full team |
Jam
12.30 kami memutuskan untuk turun karena cuaca tiba-tiba menjadi berkabut dan angin
sangat kencang. Jam tiga sore kami sampai ditempat kami camp. Segera kami
membongkar tenda dan packing. Tak disangka ternyata kami bertemu teman lama
disini Bang Reza Fajrin yang sedang mengantar teman-temannya dari Ciamis.
Setelah mengobrol-ngobrol dan berfoto ria hehe kami melanjutkan perjalanan
turun.
Di
pos tanjakan asoy hujan turun, sehingga membuat jalur menjadi licin. Beberapa
dari kami sempat terpleset dan jatuh. Jam 7 malam kami baru sampai di pos
cigowong, kondisi kami yang kelalahan dan salah satu orang drop membuat kami
beristirahat lebih lama. Ada dua kemungkinan antara kita bermalam disini atau
kita lanjut turun menuju pos palutungan.
| bang kurenji yang merindukan WC wkwk dan bang nada yg selalu santaaaii |
| hawa with basri |
Saya
dan hawa mengusulkan untuk turun karena kami ingin segera mengabari orang tua
kami dan segera pulang, karena kami berjanji untuk pulang hari ini. Di pos
cigowong tidak mendapat sinyal telepon. Setelah tenaga kami pulih, jam 8 kita
memutuskan untuk turun dan jam setengah sebelas malam kita baru sampai pos
palutungan dengan kondisi selamat, alhamdulillah. Sebelum pulang kami sudah
disediakan makan dari pengelola pos. Karena mobil carteran sudah menunggu, kami
akhirnya pulang menuju rumah masing-masing.
Big
thanks to Allah SWT, Orang tua kami yang telah mendo’akan perjalanan kami, Bang
Nada the lead of the journey, Basri dan Hawa serta Bang Kurenji. Tak lupa
abang-abang mobil carteran yang sangat setia menunggu kami turun hehehe.
Alhamdulillah perjalanan berakhir dengan sukses! Mudah-mudahan bisa kembali
menghirup udara ciremai bersama mereka lagi.












Komentar
Posting Komentar